Mau share tugas tentang MikroBiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular seksual merupakan penyakit-penyakit yang
dapat ditularkan melalui hubungan kelamin. Salah satu jenis penyakit menular
yaitu gonore. Penyakit ini menyebar melalui kontak fisik terlebih apabila
terjadi hubungan intim, bagian tubuh yang diinfeksi oleh penyakit ini umumnya
vagina, rahim, penis, uretra, rektum, dan terkadang juga menyerang tenggorokan. Gonore merupakan penyakit yang mempunyai
insidens yang tinggi diantara penyakit menular seksual. Gonore disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplococcus Gram negatif.
Gonore ialah penyakit kelamin, yang pada pria
permulaannya keluar nanah dari orifisium uretra eksterna dan pada wanita
biasanya tanpa gejala, hanya kadang-kadang nanah keluar dari introitus vagina.
Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu
secara genito-genital, oro-genital, dan ano-genital. Tetapi, di samping itu
dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk,
termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore
genital dan gonore ekstra genital.
Penyakit ini tersebar di
seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh
laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.
Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun terdapat 1 juta penduduk terinfeksi
gonore. Di Hong Kong 36%, Filipina 54%.
Tahun 2002, QRNG di California mencapai 10% dan pada
tahun 2007 meningkat menjadi 30%. Di Sumatera
Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang bekerja sama dengan
Klinik Khusus Infeksi Menular Seksual (IMS) Lembaga Graha Sriwijaya
Palembang melakukan survey Kultur dan Resistensi N. gonorrhoeae terhadap
1000 wanita pekerja seks (WPS) di wilayah Sumatera Selatan (Palembang, Prabumulih, Lubuk Linggau dan Sungai Lilin MUBA) pada tahun 2006. Dari 1000 WPS yang
dilakukan kultur swab endoserviks
20,3% positifN. Gonorrhoeae. Persentase resistensi
penisilin adalah 94,1%, tetracycline 98%, ciprofloxacine
68,5%, ofloxacine 61,6%, ceftriaxone 52,7%, kanamycine 33,5%.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana etiologi gonorrhea ?
- Bagaimana manifestasi gonorrhea ?
- Bagaimana epidemiologi gonorrhea ?
- Bagaimana pathogenesis gonorrhea ?
- Bagaimana diagnosis gonorrhea ?
- Bagaimana pengobatan dan pencegahan gonorrhea ?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui etiologi gonorrhea.
- Untuk mengetahui manifestasi gonorrhea.
- Untuk mengetahui epidemiologi gonorrhea.
- Untuk mengetahui pathogenesis gonorrhea.
- Untuk mengetahui diagnosis gonorrhea.
- Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan gonorrhea.
BAB II
ISI
2.1
Etiologi Gonorrhea
Penyebab Gonorrhea
adalah bakteri yang bernama Neisseria gonorrhoeae yang bersifat patogen. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui
hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke
bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonorrhea dari pemakaian
handuk bersama maupun pemakaian toilet umum. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan
mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang
belum pubertas.
Neisseria gonorrhoeae
merupakan bakteri gram negative,
nonmotil, tidak membentuk spora,
berkembang berkoloni membentuk diplokokus, atau pun tunggal monokokus. Manusia merupakan satu-satunya inang (host)
alami bakteri ini. Untuk menginfeksi, bakteri membutuhkan kontak langsung
dengan mukosa tubuh, bisa lewat hubungan seks, atau penggunaan toilet duduk.
Bakteri ini menempel dengan pilinya.
2.2
Manifestasi Gonorrhea
Pada pria:
·
Gejala awal
gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
·
Gejalanya
berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika
berkemih
·
Disuria
yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
·
Retensi
urin akibat inflamasi prostat
·
Keluarnya
nanah dari penis.
·
Keluhan berupa rasa gatal
·
Panas di bagian distal uretra di sekitar
orifisium distal eksternum
·
Nyeri pada waktu ereksi
Pada wanita:
·
Gejala awal
biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
·
Penderita
seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
(asimtomatis)
·
Jika timbul
gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala
yang berat seperti desakan untuk berkemih
·
Nyeri
ketika berkemih
·
Keluarnya
cairan dari vagina
·
Demam
·
Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita
dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita
gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar
serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
2.3
Epidemiologi Gonorrhea
Infeksi ini ditularkan
melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat proses
kelahiran berlangsung. Walaupun semua golongan rentan terinfeksi penyakit ini,
tetapi insidens tertingginya berkisar pada usia 15-35 tahun. Di antara populasi
wanita pada tahun 2000, insidens tertinggi terjadi pada usia 15 -19 tahun
(715,6 per 100.000) sebaliknya pada laki-laki insidens rata-rata tertinggi
terjadi pada usia 20-24 tahun (589,7 per 100.000). Epidemiologi N. gonorrhoeae
berbeda pada tiap – tiap negara berkembang. Di Swedia, insiden gonore
dilaporkan sebanyak 487/100.000 orang yang menderita pada tahun 1970. Pada
tahun 1987 dilaporkan sebanyak 31/100.000 orang yang menderita, pada tahun 1994
dilaporkan penderita gonore semakin berkurang yaitu hanya sekitar 31/100.000
orang yang menderita. Di Amerika Serikat, insiden dari kasus gonore mengalami
penurunan. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya.
2.4
Pathogenesis Gonorrhea
Meskipun banyak peningkatan dalam pengetahuan
tentang pathogenesis mikroorganisme mekanisme molekuler yang tepat dari
gonococcus invasi ke sel inang masih belum diketahui. Ada beberapa faktor
virulensi yang terlibat dalam mekanisme adhesi dan invasi peradangan mukosa.
Pili memainkan peran penting dalam pathogenesis gonore. Pili meningkatkan
adhessi ke sel inang, yang mungkin menjadi alasan mengapa gonococcus yang tidak
memiliki pili kurang mampu menginfeksi manusia. Antibody antipili blok adhesi
epitel dan meningkatkan kemampuan sel fagosit. Juga catat bahwa ekspresi
reseptor transferin memainkan peran penting dan ekspresi lipo
full-length-oligosaccharide (LOS) muncul diperlukan untuk infeksi maksimal.
Daerah ini paling mudah terinfeksi columnar daerah epitel dari uretra dan
endoserviks, kelenjar dan saluran parauretra pada pria dan wanita kelenjar
Bartolini, konjungtiva mata dan dubur, infeksi primer terjadi pada wanita yang
memiliki pubertas terjadi pada epitel skuamosa vagina.
2.5
Diagnosis Gonorrhea
Diagnosis
ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu
yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:
1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan
ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit
polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya
dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan
Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya
meragikan glukosa)
4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan
dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta
laktamase
5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua
gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung.
2.6
Pengobatan dan Pencegahan Gonorrhea
Pengobatan :
1. Medikamentosa
·
Walaupun
semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’
yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
·
Untuk
sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
·
Spectinomycin
berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap
penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
·
Pengobatan
jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
2. Non-medikamentosa
·
Memberikan
pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
·
Bahaya
penyakit menular seksual
·
Pentingnya
mematuhi pengobatan yang diberikan
·
Cara
penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
·
Hindari
hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.
·
Cara-cara
menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
Pencegahan :
1.
Cara yang
paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan
tidak melakukan hubungan seks.
2.
Berhubungan
seks secara monogami, pastikan pasangan tidak terinfeksi.
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan penyakit.
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan penyakit.
3.
Pastikan
toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet duduk ditempat umum.
4.
Segera
obati bila ada keluhan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Etiologi Gonorrhea
Penyebab
Gonorrhea adalah bakteri
yang bernama Neisseria gonorrhoeae yang
bersifat patogen.
Neisseria gonorrhoeae
merupakan bakteri gram negative,
nonmotil, tidak membentuk spora,
berkembang berkoloni membentuk diplokokus, atau pun tunggal monokokus.
3.2
Manifestasi
Gonorrhea
Gonorrhea dapat
menyerang pria, wanita, maupun bayi baru lahir.
3.3
Epidemiologi Gonorrhea
1. Tentang
300,000-500,000 kasus gonore dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat.
2. Gonore
lebih umum di pusat kota dan homoseksual populasi.
3. Risiko
tertular gonore dari pasangan yang terinfeksi melalui hubungan heteroseksual adalah 50% untuk
perempuan dan 20% untuk laki-laki setelah paparan tunggal.
4. Manusia
adalah tuan rumah hanya dikenal dari N gonorrhoeae, dan Infeksi terjadi melalui kontak
seksual.
3.4
Pathogenesis Gonorrhea
Patogenesis gonore berhubungan dengan
kemampuan gonokokus untuk menempel pada sel mukosa melalui pili mereka dan
kemudian menembus ke daerah submukosa untuk mendorong masuknya kuat
polimorfonuklear leukosit. Banyak kasus gonore akan menyelesaikan tanpa
pengobatan, namun komplikasi lebih cenderung terjadi jika gonore tidak diobati
dengan antibiotik.
3.5
Diagnosis Gonorrhea
1.
Diagnosis gonore melibatkan
pendekatan tiga kali lipat.
2.
Evaluasi tanda-tanda pasien
menyajikan dan gejala dan seksual sejarah.
3.
Gram noda noda eksudat purulen
pasien. Smear adalah positif untuk gonore jika gramnegative diplococci terlihat
dalam polimorfonuklear leukosit.
4.
Budaya eksudat untuk N
gonorrhoeae menggunakan Thayer-Martin menengah atau menguji eksudat untuk
infeksi gonorrhoeae N dengan teknik amplifikasi asam nukleat.
3.6
Pengobatan dan Pencegahan Gonorrhea
Pengobatan :
1. Medikamentosa
2. Non-medikamentosa
Pencegahan :
Tidak melakukan
hubungan seks.